Kitakah kehancuran yang kau khawatirkan? Kalender melingkari kepalamu seolah esok selalu senin, sementara minggu terlalu semu tanpa pelukan.
Kamu memimpikan pulang, bertemu masa kecilmu; masa-masa suci sebelum kita--sebelum dilumat cinta dan cita-cita.
Tapi takut dan tekad tetap anak kembar; keduanya sepasang kota yang tumbuh lebat seperti waktu, menjauhkan kamu dari tidur (atau aku).
Kitakah kehancuran yang kau khawatirkan? Maksudku, akukah masa depanmu yang berlalu?