Pengunjung

Minggu, 19 November 2017

Menyalakan Lampu

: E. Amalia

Ketika kamu menyalakan lampu senja hari, anak anak sedang diminta berhenti main bola. Sebab ibu begitu ingin anaknya bahagia, sambil sesekali mencegahnya.

Ketika kamu menyalakan lampu senja hari, ternak ternak sedang digiring masuk kandang, burung burung terbang menghilang, dan orang orang kerja bergerak pulang. Sebab saat senja tiba, masing masing musti mulai menuju rumah.

Ketika aku menyalakan lampu senja hari, selalu kubayangkan kamu pulang ―enggan meninggalkan aku lagi.

Sabtu, 29 Juli 2017

Satu Kabar Kelulusan

Sambil merencanakan satu perpisahan,
sekali lagi kautamparkan kabar kelulusan
guna mengundang ucapan dan kecupan
yang tidak sanggup kuselamatkan padamu.

kesedihan, atau kemarahan, atau entahlah
segalanya menjadi pengecut yang enyah
dari lidahku.

Jika setelah kelulusan kamu berpindah
dari kota ―atau kita, mungkin karna
kedamaian sudah dihapus pemerintah
pula tidak ada kendaraan lain menuju mimpi

akan kau temukan seorang kumuh suatu pagi
duduk dengan kepala memusing tanpa kopi
sambil mengata ngatai kesepian, dia bukan aku.

Karna seperti setiap perasaanku padamu
cinta terlahir sebagai satu bocah
tanpa lidah.

Minggu, 02 April 2017

pertanyaan yang sama setiap hujan tiba

adakah hujan di kotamu
sebagaimana hujan di desaku

di desaku hujan selalu datang
ke tempat tempat tepat dengan senang;
sumur belakang, sawah yang lapang,
dan sungai tempat ikan berenang

di desaku hujan selalu datang
membawa rindu yang menggebu
tentang kamu yang menghilang
diwarnai biru dan abu abu

adakah hujan di kotamu
sebagaimana hujan di desaku

Minggu, 22 Januari 2017